Carilah Informasi Mengenai Tokoh Tari Dari Daerahmu

Carilah Informasi Mengenai Tokoh Tari Dari Daerahmu

Carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu ?

Daftar Isi

1. Carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu ?

Jawaban:

Achmad Amir Aslichin.

Ahmad Muhdlor Ali.

Akbar Kobar.

Alith Alarino.

Dodok Anang Zuanto.

Anik Maslachah.

Anwar Harjono.

Arif Ariyanto.

2. carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu baik seorang pencipta ​

Jawaban:

Bagongkussudiardja

Bagong Kussudiardja adalah seorang penari, koreografer, pelukis dan aktor Indonesia. Beliau telah melahirkan banyak karya berupa sketsa, lukisan, dan berbagai macam tarian. Wikipedia

Kelahiran: 9 Oktober 1928, Yogyakarta

Meninggal: 15 Juni 2004, Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Yogyakarta

Lahir: 9 Oktober 1928; Yogyakarta, Hindia Belanda

ini tokoh tari dari daerah Yogyakarta

3. carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerah kota medan​

1.abdillah

2.muhammad abdu elif ritonga

3.hikmal abrar

4.alvin adam

5.adnan lubis

hanya itu yang saya tahu

semoga membantu

4. carilah informasi mengenai tokoh taridari daerahmu, baik seorang pencipta tari,penari,atau pemimpin, sanggar tari​

Jawaban:

Indonesia kaya akan beragam corak sendra tari. Seni tari ini juga telah ditekuni dan dikembangkan oleh sejumlah seniman tari. Salah satunya seniman tari asal Jawa Barat yang sudah melegenda karena karya-karyanya adalah Raden Tjetje Somantri. Dia adalah seorang pencipta tari, penari dan pemimpin sanggar tari terkenal dari Jawa Barat. Berikut ini penjelasan mengenai tokoh tari tersebut.

Pembahasan

Raden Tjetje Somantri adalah saeorang pelopor tari kreasi Sunda, Jawa Barat, yang juga merupakan salah seorang tokoh yang mendirikan Badan Kebudayaan Djawa Barat (BKDKB) dan Badan Kebudayaan Indonesia (BKI). Beliau lahir pada tahun 1892 dan meninggal tahun 1963 pada usia 71 tahun. Nama lengkapnya adalah R. Rusdi Somantri, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Tjetje. Ia lahir di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta dari pasangan Raden Somantri dan istrinya yang bernaama Nyi Raden Siti Munigar, seorang gadis ningrat asal Bandung. Jenjang pendidikan yang pernah dilaluinya adalah HIS dan MULO di Bandung. Ia mempelajari tari Tayub pertama kali di Kabupaten Purwakarta pada tahun 1911, dari R. Gandakusumah (Aom Doyot). Kemudian ia juga belajar tari Wayang dari Aom Menin, Camat Buahbatu di kota Bandung, Jawa Barat.

Pada tahun 1930, Tjetje bertemu dengan R.M. Sutignja dan banyak mendapat petunjuk lebih dalam mengenai kepenarian Jawa. Ia kemudian juga mempelajari tari Jawa kepada Sudiani dan Sujono, pelatih tari yang bertempat di Gedung Mardi Harjo. Sudiani dan Sujono adalah dua orang pelatih tari di Perkumpulan Tirtayasa dan Sekar Pakuan pimpinan Tb. Oemay Martakusumah. Dan baru kemudian di tahun 1935, Tjetje bertemu dengan Tb. Oemay Martakusumah, pimpinan Badan Kesenian Indonesia (BKI) dan seorang pegawai Jawatan Kebudayaan Jawa Barat.  

Di tempat itu jiwa seni Tjetje kemudian tersalurkan, bakat dan kreativitasnya juga terbina. Ia lalu dijadikan sebagai salah satu pengajar tari di BKI. Di dalam wadah kesenian itulah ia berkarya menciptakan berbagai macam tarian. Tari yang diciptakannya sebagian besar adalah tari putri, seperti tari Anjasmara, Sekarputri, Sulintang, Ratu Graeni, Kandagan, Merak, Srigati, Dewi, Topeng Koncaran, dan sebagainya. Tari-tarian putra yang juga ia ciptakan antara lain: Kendit Birayung, Menak Jingga, Yuyu Kangkang, Panji, dan sebagainya. Sedangkan kostum tari-tariannya sebagian besar didesain oleh Tb. Oemay Martakusumah.

Menjadi catatan penting bahwa karya tari Tjetje Somantri telah memperkaya khasanah seni tari Jawa Barat. Ia dikenal sebagai seorang koreografer pembaharu tari Sunda, yang kemudian banyak menginspirasi seniman-seniman tari lainnya. Ia juga berhasil ’mendobrak’ citra penari wanita (ronggeng) yang sebelumnya terkenal jelek menjadi terhormat. Selain itu, ia pun berhasil membuat suatu tradisi baru dalam pertunjukan tari, yakni dengan membuat tari rampak. Bersama tim penarinya, karya-karya sering dipentaskan di berbagai pertunjukan seni, di dalam maupun di luar negeri, serta diajarkan di berbagai sekolah. Dan saat ini sebagian karya tarinya menjadi salah satu mata kuliah penting di sekolah seni dan di perguruan tinggi seni.

R. Tjetje Somantri bersama dengan pengajar tari Sunda lainnya mencoba hal baru dengan tarian kreasi pada tahun 1946 dengan menciptakan Tari Dewi. Tak berselang lama beberapa tari kreasi lain yang diciptakannya antara lain: Anjasmara I dan II (1946), Puragabaya (1947), Kendit Birayung (1947), Dewi Serang dan Sulintang (1948). Dan dari mulai tahun 1949, Tjetje lebih banyak menciptakan tari kreasi untuk ditarikan oleh kaum perempuan, antara lain: Komala Gilang Kusumah, Ratu Graeni (1949), Topeng Koncaran, Srigati, Golek Purwokertoan (1950), Rineka Sari (1951), Kukupu (1952), Sekar Putri (1952-1954), Tari Merak (1955), Golek Rineka (1957), Nusantara, Anjasmara III dan Renggarini (1958). Dari karya-karya tarinya tersebut membuat R. Tjetje Somantri menjadi identik dengan tari kreasi.

Pelajari Lebih Lanjut

Mudah-mudahan hal ini cukup menjawab. Apabila ingin mempelajari lebih lanjut, kakak sarankan untuk mempelajari juga hal berikut ini:

1. Materi tentang tokoh-tokoh tari modern, yang ada di link brainly.co.id/tugas/79584. Kemudian juga

2. Materi tentang tokoh-tokoh pencipta tari kreasi, yang ada di link brainly.co.id/tugas/1686660  

3. Materi tentang definisi tari menurut tokoh tari, yang ada di link brainly.co.id/tugas/11380953  

Detil Jawaban  

Kelas: 7 (SMP)  

Mapel: Seni dan Budaya

Bab: 5 – Elemen Gerak Tari  

Kode: 7.19.5

Kata kunci: tokoh tari, tokoh tari jawa barat, penari, tari kreasi, pencipta tari

Jawaban:

gimana saya mau jawab kita itu dah pasti beda daerah. aku kekasih aja caranya ya. jadi gini kamu dari daerah mana? terus kamu cari di daerah kamu ada sanggar tari apa engga klo ada tanya kaya siapa namanya, apa aja yg di lakuin di sanggar, apa sih enaknya punya sanggar atau belajar di sanggar.

kaya gitu gitu pokonya

Penjelasan:

maaf, tapi lebih baik kamu cari sendiri

5. Carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu baik seorang pencipta tarif penari atau pemimpin sanggar tari

Berdasarkan lokasi saya di Yogyakarta, salah satu tokoh tari yang terkenal adalah Ki Anom Suroto. Ia adalah seorang penari, guru, dan pemimpin Sanggar Tari di Yogyakarta. Anom Suroto lahir pada tahun 1934 di Yogyakarta dan memulai karier menari pada usia muda. Ia telah menciptakan banyak tarif tari tradisional Jawa, seperti tari Bedhaya, tari Remo, tari Sekar Gendot, tari Sekar Jagat, tari Sekar Kedhaton, tari Sekar Jagat, dan tari Janger. Anom Suroto juga merupakan anggota dari Sanggar Tari Bima Sakti, sebuah organisasi yang
didirikan oleh Paku Buwono IX untuk melestarikan dan mempromosikan tarian tradisional Jawa. Anom Suroto telah mendapat banyak penghargaan dan pengakuan atas kontribusinya dalam tari, dan ia juga telah menjadi seorang guru tari yang terkenal di Yogyakarta

6. Carilah informasi mengenai tokoh tari daerahmu baik seorang pencipta tari,penari atau pemimpin sangar tari

Jawaban:

nama pencipta:Bagong kussudiarjo

Berasal dari Yogyakarta,seorang seniman serba bisa

beberapa tarian ciptaanya adalah Tari Layang²,igel²an, kuda²,guruh gemuruh

7. carilah informasi mengenai tokoh dari daerahmu baik seorang pencipta tari,penari,atau pemimpin sanggar tari

Seni tari adalah salah satu bentuk dari seni audiovisual yang karya seninya terbentuk dari gerak tari dari para penari yang terlibat.

Jenis-Jenis Tarian :

1. Tarian: Legong Keraton

Pencipta: I Gusti Made Sengog.Asal: Bali, Indonesia.Pemimpin Tari: Ni Ketut Arini.

2. Tarian: Serimpi

Pencipta: Raden Tumenggung Wirakusuma.Asal: Yogyakarta, Indonesia.Pemimpin Tari: Raras Cahyani.

3. Tarian: Pendet

Pencipta: I Wayan Rindi.Asal: Bali, Indonesia.Pemimpin Tari: Ni Nyoman Sudiani.

4. Tarian: Zapin

Pencipta: Tidak diketahui (tercipta pada abad ke-16).Asal: Malaysia dan Indonesia.Pemimpin Tari: Zaidi Ibrahim (Malaysia).

5. Tarian: Daling-daling

Pencipta: Tidak diketahui.Asal: Sulawesi Selatan, Indonesia.Pemimpin Tari: Andi Bunga (Kepala Sanggar Tari Daling-Daling Makassar).

Pembahasan

Seni tari adalah salah satu bentuk dari seni audiovisual yang karya seninya terbentuk dari gerak tari dari para penari yang terlibat. Seni tari disebut sebagai seni audiovisual karena kita akan menggunakan indera pendengaran kita untuk menikmati iringan lagu yang digunakan pada penampilan tari dan kita akan menggunakan indera penglihatan kita untuk bisa menikmati gerak tari yang dihasilkan oleh para penari. Maka dari itu, unsur utama yang ada pada seni tari adalah gerak tari.

Pelajari Lebih LanjutMateri tentang pengertian seni tari dapat disimak di https://brainly.co.id/tugas/669144Materi tentang unsur seni tari dapat disimak di https://brainly.co.id/tugas/35795754Materi tentang tarian dapat disimak di https://brainly.co.id/tugas/5472507

Detail jawaban

Kelas: 4

Mapel: Seni Budaya

Bab: 13 – Mengapresiasi Karya Seni Tari

Kode: 4.19.14

#AyoBelajar

#SPJ5

8. Carilah informasi mengenai tokoh dari tari daerahmu baik seorang pencipta tari penari atau pemimpin Sanggar Tari​

Jawaban:

Indonesia kaya akan beragam corak sendra tari. Seni tari ini juga telah ditekuni dan dikembangkan oleh sejumlah seniman tari. Salah satunya seniman tari asal Jawa Barat yang sudah melegenda karena karya-karyanya adalah Raden Tjetje Somantri. Dia adalah seorang pencipta tari, penari dan pemimpin sanggar tari terkenal dari Jawa Barat. Berikut ini penjelasan mengenai tokoh tari tersebut.

Pembahasan

Raden Tjetje Somantri adalah saeorang pelopor tari kreasi Sunda, Jawa Barat, yang juga merupakan salah seorang tokoh yang mendirikan Badan Kebudayaan Djawa Barat (BKDKB) dan Badan Kebudayaan Indonesia (BKI). Beliau lahir pada tahun 1892 dan meninggal tahun 1963 pada usia 71 tahun. Nama lengkapnya adalah R. Rusdi Somantri, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Tjetje. Ia lahir di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta dari pasangan Raden Somantri dan istrinya yang bernaama Nyi Raden Siti Munigar, seorang gadis ningrat asal Bandung. Jenjang pendidikan yang pernah dilaluinya adalah HIS dan MULO di Bandung. Ia mempelajari tari Tayub pertama kali di Kabupaten Purwakarta pada tahun 1911, dari R. Gandakusumah (Aom Doyot). Kemudian ia juga belajar tari Wayang dari Aom Menin, Camat Buahbatu di kota Bandung, Jawa Barat.

Pada tahun 1930, Tjetje bertemu dengan R.M. Sutignja dan banyak mendapat petunjuk lebih dalam mengenai kepenarian Jawa. Ia kemudian juga mempelajari tari Jawa kepada Sudiani dan Sujono, pelatih tari yang bertempat di Gedung Mardi Harjo. Sudiani dan Sujono adalah dua orang pelatih tari di Perkumpulan Tirtayasa dan Sekar Pakuan pimpinan Tb. Oemay Martakusumah. Dan baru kemudian di tahun 1935, Tjetje bertemu dengan Tb. Oemay Martakusumah, pimpinan Badan Kesenian Indonesia (BKI) dan seorang pegawai Jawatan Kebudayaan Jawa Barat.

Di tempat itu jiwa seni Tjetje kemudian tersalurkan, bakat dan kreativitasnya juga terbina. Ia lalu dijadikan sebagai salah satu pengajar tari di BKI. Di dalam wadah kesenian itulah ia berkarya menciptakan berbagai macam tarian. Tari yang diciptakannya sebagian besar adalah tari putri, seperti tari Anjasmara, Sekarputri, Sulintang, Ratu Graeni, Kandagan, Merak, Srigati, Dewi, Topeng Koncaran, dan sebagainya. Tari-tarian putra yang juga ia ciptakan antara lain: Kendit Birayung, Menak Jingga, Yuyu Kangkang, Panji, dan sebagainya. Sedangkan kostum tari-tariannya sebagian besar didesain oleh Tb. Oemay Martakusumah.

Menjadi catatan penting bahwa karya tari Tjetje Somantri telah memperkaya khasanah seni tari Jawa Barat. Ia dikenal sebagai seorang koreografer pembaharu tari Sunda, yang kemudian banyak menginspirasi seniman-seniman tari lainnya. Ia juga berhasil ’mendobrak’ citra penari wanita (ronggeng) yang sebelumnya terkenal jelek menjadi terhormat. Selain itu, ia pun berhasil membuat suatu tradisi baru dalam pertunjukan tari, yakni dengan membuat tari rampak. Bersama tim penarinya, karya-karya sering dipentaskan di berbagai pertunjukan seni, di dalam maupun di luar negeri, serta diajarkan di berbagai sekolah. Dan saat ini sebagian karya tarinya menjadi salah satu mata kuliah penting di sekolah seni dan di perguruan tinggi seni.

R. Tjetje Somantri bersama dengan pengajar tari Sunda lainnya mencoba hal baru dengan tarian kreasi pada tahun 1946 dengan menciptakan Tari Dewi. Tak berselang lama beberapa tari kreasi lain yang diciptakannya antara lain: Anjasmara I dan II (1946), Puragabaya (1947), Kendit Birayung (1947), Dewi Serang dan Sulintang (1948). Dan dari mulai tahun 1949, Tjetje lebih banyak menciptakan tari kreasi untuk ditarikan oleh kaum perempuan, antara lain: Komala Gilang Kusumah, Ratu Graeni (1949), Topeng Koncaran, Srigati, Golek Purwokertoan (1950), Rineka Sari (1951), Kukupu (1952), Sekar Putri (1952-1954), Tari Merak (1955), Golek Rineka (1957), Nusantara, Anjasmara III dan Renggarini (1958). Dari karya-karya tarinya tersebut membuat R. Tjetje Somantri menjadi identik dengan tari kreasi.

9. carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu baik seorang pencipta tati penari ataubpeminpin sanggar tari​

Jawaban:

Pemimpin sanggar tari di daerah ku sungguh membuat ku kesal karena dia melakukan kecurangan,. Ia meminta bantuan seseorang untuk meneror sanggar lain.

10. Carilah informasi mengenai tokoh tari daerahmu baik seorang pencipta tari penari atau pemimpin Sanggar Tari Tari​

Jawaban:

Ilham mahsun ganteng pencipta lagu dan tarian

– Sasmita Mardawa atau akrab dipanggil romo sas, lahi
r di Yogyakarta pada tanggal 9 April 1929. Beliau digelari sebagai empu seni tari klasik gaya Yogyakarta. Dia menghadirkan nuansa tersendiri dalam dunia tari klasik Indonesia, khususnya dalam pengembangan tari klasik gaya Yogyakarta. Sasmita Mardawa telah menciptakan lebih dari 100 gubahan tari-tari klasik gaya Yogyakarta, baik tari tunggal untuk putra dan putri, maupun tari berpasangan dan tari fragmen.

– Bagong Kusudiarjo Beliau merupakan seorang pelukis dan juga pinata tari dari yogyakarta yang sudah terkenal . Bahkan karyanya telah menyebar keseluruh pelosok nusantara . Tari ini di sukai karena beragam dan berlatar belakang tradisi dari budaya-budaya diseluruh indonesia . Ini adalah karya tarinya yaitu Tari Tani, Tari Batik, Tari Wira Pertiwi, Tari Reog, Tari Keris, Tari Bhayangkari.

– I Wayan Dibia berasal dari Bali. Beliau adalah seniman yang banyak mengembangkan tari gaya Bali, karya beliau yang terkenal adalah Tari Jaran Teji.

– Gugun Gumbira Seorang pinata tari yang juga berasal dari jawa barat ini mengembangkan tari rakyat ketuk tilu menjadi sebuah tontonan yang menarik yaitu tari Jaipongan . Bahkan tari ini sampai di kenal hingga ke mancanegara . Beliau juga mempunyai sanggar tari yaitu Sanggar tari jugala yang di khususkan untuk membuat tari-tarian jaipongan . Karyanya antara lain Tari Daunpulus, Tari Serat Salira, Tari Kameutmeut.

11. Carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu, baik seorang pencipta tari, penari, atau pemimpin sanggar tari

Jawaban:Teaching Assistant

Indonesia kaya kan akan beragam corak sendra tari. Seni tari ini juga telah ditekuni dan dikembangkan oleh sejumlah seniman tari. Salah satunya seniman tari asal Jawa Barat yang sudah melegenda karena karya-karyanya adalah Raden Tjetje Somantri. Dia adalah seorang pencipta tari, penari dan pemimpin sanggar tari terkenal dari Jawa Barat. Berikut ini penjelasan mengenai tokoh tari tersebut.

Penjelasan:Raden Tjetje Somantri adalah saeorang pelopor tari kreasi Sunda, Jawa Barat, yang juga merupakan salah seorang tokoh yang mendirikan Badan Kebudayaan Djawa Barat (BKDKB) dan Badan Kebudayaan Indonesia (BKI). Beliau lahir pada tahun 1892 dan meninggal tahun 1963 pada usia 71 tahun. Nama lengkapnya adalah R. Rusdi Somantri, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Tjetje. Ia lahir di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta dari pasangan Raden Somantri dan istrinya yang bernaama Nyi Raden Siti Munigar, seorang gadis ningrat asal Bandung. Jenjang pendidikan yang pernah dilaluinya adalah HIS dan MULO di Bandung. Ia mempelajari tari Tayub pertama kali di Kabupaten Purwakarta pada tahun 1911, dari R. Gandakusumah (Aom Doyot). Kemudian ia juga belajar tari Wayang dari Aom Menin, Camat Buahbatu di kota Bandung, Jawa Barat.

Pada tahun 1930, Tjetje bertemu dengan R.M. Sutignja dan banyak mendapat petunjuk lebih dalam mengenai kepenarian Jawa. Ia kemudian juga mempelajari tari Jawa kepada Sudiani dan Sujono, pelatih tari yang bertempat di Gedung Mardi Harjo. Sudiani dan Sujono adalah dua orang pelatih tari di Perkumpulan Tirtayasa dan Sekar Pakuan pimpinan Tb. Oemay Martakusumah. Dan baru kemudian di tahun 1935, Tjetje bertemu dengan Tb. Oemay Martakusumah, pimpinan Badan Kesenian Indonesia (BKI) dan seorang pegawai Jawatan Kebudayaan Jawa Barat.  

Di tempat itu jiwa seni Tjetje kemudian tersalurkan, bakat dan kreativitasnya juga terbina. Ia lalu dijadikan sebagai salah satu pengajar tari di BKI. Di dalam wadah kesenian itulah ia berkarya menciptakan berbagai macam tarian. Tari yang diciptakannya sebagian besar adalah tari putri, seperti tari Anjasmara, Sekarputri, Sulintang, Ratu Graeni, Kandagan, Merak, Srigati, Dewi, Topeng Koncaran, dan sebagainya. Tari-tarian putra yang juga ia ciptakan antara lain: Kendit Birayung, Menak Jingga, Yuyu Kangkang, Panji, dan sebagainya. Sedangkan kostum tari-tariannya sebagian besar didesain oleh Tb. Oemay Martakusumah.

Menjadi catatan penting bahwa karya tari Tjetje Somantri telah memperkaya khasanah seni tari Jawa Barat. Ia dikenal sebagai seorang koreografer pembaharu tari Sunda, yang kemudian banyak menginspirasi seniman-seniman tari lainnya. Ia juga berhasil ’mendobrak’ citra penari wanita (ronggeng) yang sebelumnya terkenal jelek menjadi terhormat. Selain itu, ia pun berhasil membuat suatu tradisi baru dalam pertunjukan tari, yakni dengan membuat tari rampak. Bersama tim penarinya, karya-karya sering dipentaskan di berbagai pertunjukan seni, di dalam maupun di luar negeri, serta diajarkan di berbagai sekolah. Dan saat ini sebagian karya tarinya menjadi salah satu mata kuliah penting di sekolah seni dan di perguruan tinggi seni.

R. Tjetje Somantri bersama dengan pengajar tari Sunda lainnya mencoba hal baru dengan tarian kreasi pada tahun 1946 dengan menciptakan Tari Dewi. Tak berselang lama beberapa tari kreasi lain yang diciptakannya antara lain: Anjasmara I dan II (1946), Puragabaya (1947), Kendit Birayung (1947), Dewi Serang dan Sulintang (1948). Dan dari mulai tahun 1949, Tjetje lebih banyak menciptakan tari kreasi untuk ditarikan oleh kaum perempuan, antara lain: Komala Gilang Kusumah, Ratu Graeni (1949), Topeng Koncaran, Srigati, Golek Purwokertoan (1950), Rineka Sari (1951), Kukupu (1952), Sekar Putri (1952-1954), Tari Merak (1955), Golek Rineka (1957), Nusantara, Anjasmara III dan Renggarini (1958). Dari karya-karya tarinya tersebut membuat R. Tjetje Somantri menjadi identik dengan tari kreasi.

12. Carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu baik seorang pencipta tari penari atau pemimpin Sanggar Tari​

Jawaban:

Indonesia kaya akan beragam corak sendra tari. Seni tari ini juga telah ditekuni dan dikembangkan oleh sejumlah seniman tari. Salah satunya seniman tari asal Jawa Barat yang sudah melegenda karena karya-karyanya adalah Raden Tjetje Somantri. Dia adalah seorang pencipta tari, penari dan pemimpin sanggar tari terkenal dari Jawa Barat. Berikut ini penjelasan mengenai tokoh tari tersebut.

Penjelasan:

smg membantu

follow ya

13. carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu baik seorang pencipta tari penari atau pemimpin sanggar tari dari Palembang​

Jawaban:

Indonesia kaya akan beragam corak sendra tari. Seni tari ini juga telah ditekuni dan dikembangkan oleh sejumlah seniman tari. Salah satunya seniman tari asal Jawa Barat yang sudah melegenda karena karya-karyanya adalah Raden Tjetje Somantri. Dia adalah seorang pencipta tari, penari dan pemimpin sanggar tari terkenal dari Jawa Barat. Berikut ini penjelasan mengenai tokoh tari tersebut.

Pembahasan

Raden Tjetje Somantri adalah saeorang pelopor tari kreasi Sunda, Jawa Barat, yang juga merupakan salah seorang tokoh yang mendirikan Badan Kebudayaan Djawa Barat (BKDKB) dan Badan Kebudayaan Indonesia (BKI). Beliau lahir pada tahun 1892 dan meninggal tahun 1963 pada usia 71 tahun. Nama lengkapnya adalah R. Rusdi Somantri, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Tjetje. Ia lahir di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta dari pasangan Raden Somantri dan istrinya yang bernaama Nyi Raden Siti Munigar, seorang gadis ningrat asal Bandung. Jenjang pendidikan yang pernah dilaluinya adalah HIS dan MULO di Bandung. Ia mempelajari tari Tayub pertama kali di Kabupaten Purwakarta pada tahun 1911, dari R. Gandakusumah (Aom Doyot)
. Kemudian ia juga belajar tari Wayang dari Aom Menin, Camat Buahbatu di kota Bandung, Jawa Barat.

Pada tahun 1930, Tjetje bertemu dengan R.M. Sutignja dan banyak mendapat petunjuk lebih dalam mengenai kepenarian Jawa. Ia kemudian juga mempelajari tari Jawa kepada Sudiani dan Sujono, pelatih tari yang bertempat di Gedung Mardi Harjo. Sudiani dan Sujono adalah dua orang pelatih tari di Perkumpulan Tirtayasa dan Sekar Pakuan pimpinan Tb. Oemay Martakusumah. Dan baru kemudian di tahun 1935, Tjetje bertemu dengan Tb. Oemay Martakusumah, pimpinan Badan Kesenian Indonesia (BKI) dan seorang pegawai Jawatan Kebudayaan Jawa Barat.  

Di tempat itu jiwa seni Tjetje kemudian tersalurkan, bakat dan kreativitasnya juga terbina. Ia lalu dijadikan sebagai salah satu pengajar tari di BKI. Di dalam wadah kesenian itulah ia berkarya menciptakan berbagai macam tarian. Tari yang diciptakannya sebagian besar adalah tari putri, seperti tari Anjasmara, Sekarputri, Sulintang, Ratu Graeni, Kandagan, Merak, Srigati, Dewi, Topeng Koncaran, dan sebagainya. Tari-tarian putra yang juga ia ciptakan antara lain: Kendit Birayung, Menak Jingga, Yuyu Kangkang, Panji, dan sebagainya. Sedangkan kostum tari-tariannya sebagian besar didesain oleh Tb. Oemay Martakusumah.

Menjadi catatan penting bahwa karya tari Tjetje Somantri telah memperkaya khasanah seni tari Jawa Barat. Ia dikenal sebagai seorang koreografer pembaharu tari Sunda, yang kemudian banyak menginspirasi seniman-seniman tari lainnya. Ia juga berhasil ’mendobrak’ citra penari wanita (ronggeng) yang sebelumnya terkenal jelek menjadi terhormat. Selain itu, ia pun berhasil membuat suatu tradisi baru dalam pertunjukan tari, yakni dengan membuat tari rampak. Bersama tim penarinya, karya-karya sering dipentaskan di berbagai pertunjukan seni, di dalam maupun di luar negeri, serta diajarkan di berbagai sekolah. Dan saat ini sebagian karya tarinya menjadi salah satu mata kuliah penting di sekolah seni dan di perguruan tinggi seni.

R. Tjetje Somantri bersama dengan pengajar tari Sunda lainnya mencoba hal baru dengan tarian kreasi pada tahun 1946 dengan menciptakan Tari Dewi. Tak berselang lama beberapa tari kreasi lain yang diciptakannya antara lain: Anjasmara I dan II (1946), Puragabaya (1947), Kendit Birayung (1947), Dewi Serang dan Sulintang (1948). Dan dari mulai tahun 1949, Tjetje lebih banyak menciptakan tari kreasi untuk ditarikan oleh kaum perempuan, antara lain: Komala Gilang Kusumah, Ratu Graeni (1949), Topeng Koncaran, Srigati, Golek Purwokertoan (1950), Rineka Sari (1951), Kukupu (1952), Sekar Putri (1952-1954), Tari Merak (1955), Golek Rineka (1957), Nusantara, Anjasmara III dan Renggarini (1958). Dari karya-karya tarinya tersebut membuat R. Tjetje Somantri menjadi identik dengan tari kreasi.

Pelajari Lebih Lanjut

Mudah-mudahan hal ini cukup menjawab. Apabila ingin mempelajari lebih lanjut, kakak sarankan untuk mempelajari juga hal berikut ini:

1. Materi tentang tokoh-tokoh tari modern, yang ada di link brainly.co.id/tugas/79584. Kemudian juga

2. Materi tentang tokoh-tokoh pencipta tari kreasi, yang ada di link brainly.co.id/tugas/1686660  

3. Materi tentang definisi tari menurut tokoh tari, yang ada di link brainly.co.id/tugas/11380953  

14. Carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu baik seorang pencipta tari penari atau pemimpin Sanggar Tari​

Jawaban:

Raden Tjetje Somantri adalah seorang pelopor tari kreasi Sunda. Jawa Barat … seorang yang juga mendirikan BKDKB dan BKI.

Nama lengkap : R. Rusdi Somantri

Nama terkenalnya : Tjetje

Tempat lahir : Wanayasa Kab Purwakarta

Lahir tanggal :

Meninggal. : 1963 pada usia 71 tahun

Orang tua : Raden Somantri (ayah) Nyi Raden Siti Munigar

Pendidikan : HIS dan MULO di Bandung

Penjelasan:

BKDKB = Badan Kebudayaan Djawa Barat

BKI = Badan Kebudayaan Indonesia

/maaf aku tau nya segitu doang

/semoga membantu

15. carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu , baik seorang pencipta tari , penari , atau pemimpin sanggar tari ​

Jawaban:

R.L Sasmita Mardawa.

Tokoh tari klasik gaya Yogyakarta dengan karya tari seperti Tari Menak Umarmoyo Umarmadi, Tari Menak Kelasworo Adaninggar, Tari golek Ayun-ayun dan Tari Sari Kusuma.

16. tolong Carilah informasi mengenai tokoh dari daerahmu baik seorang pencipta tari penari atau pemimpin Sanggar Tari​

Jawaban:

sunan Kalijaga adalah sunan yg berdakwah di tanah jawa nama aslinya yaitu Raden Mas Said yg mendapatkan gelar yaitu kanjeng sunan Kalijaga yg lahir di kadipaten tuban,Majapahit

17. Carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu bagi seorang pencipta tari penari atau pemimpin Sanggar Tari ​

Jawaban:Pak bagong kussudiarjo merupakan pencipta tari di New York Amerika

Pak bagong menciptakan tari Batik, keris, reog, layang layang, kebangkitan dan kelahiran isa Almasih, bedaya gedeng

Penjelasan:#semoga membantu

#semogamemanfaat

#jadikanlahjawabanyangterbaik

#semangatyahsemogasukses

#janganlupafollowterimakasihnyayah

#gomowoeonnie

18. Carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu,baik seorang pencipta tari,penari,atau pemimpin sanggar tari

Indonesia kaya akan beragam corak sendra tari. Seni tari ini juga telah ditekuni dan dikembangkan oleh sejumlah seniman tari. Salah satunya seniman tari asal Jawa Barat yang sudah melegenda karena karya-karyanya adalah Raden Tjetje Somantri. Dia adalah seorang pencipta tari, penari dan pemimpin sanggar tari terkenal dari Jawa Barat. Berikut ini penjelasan mengenai tokoh tari tersebut.

Pembahasan

Raden Tjetje Somantri adalah saeorang pelopor tari kreasi Sunda, Jawa Barat, yang juga merupakan salah seorang tokoh yang mendirikan Badan Kebudayaan Djawa Barat (BKDKB) dan Badan Kebudayaan Indonesia (BKI). Beliau lahir pada tahun 1892 dan meninggal tahun 1963 pada usia 71 tahun. Nama lengkapnya adalah R. Rusdi Somantri, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Tjetje. Ia lahir di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta dari pasangan Raden Somantri dan istrinya yang bernaama Nyi Raden Siti Munigar, seorang gadis ningrat asal Bandung. Jenjang pendidikan yang pernah dilaluinya adalah HIS dan MULO di Bandung. Ia mempelajari tari Tayub pertama kali di Kabupaten Purwakarta pada tahun 1911, dari R. Gandakusumah (Aom Doyot). Kemudian ia juga belajar tari Wayang dari Aom Menin, Camat Buahbatu di kota Bandung, Jawa Barat.

Pada tahun 1930, Tjetje bertemu dengan R.M. Sutignja dan banyak mendapat petunjuk lebih dalam mengenai kepenarian Jawa. Ia kemudian juga mempelajari tari Jawa kepada Sudiani dan Sujono, pelatih tari yang bertempat di Gedung Mardi Harjo. Sudiani dan Sujono adalah dua orang pelatih tari di Perkumpulan Tirtayasa dan Sekar Pakuan pimpinan Tb. Oemay Martakusumah. Dan baru kemudian di tahun 1935, Tjetje bertemu de
ngan Tb. Oemay Martakusumah, pimpinan Badan Kesenian Indonesia (BKI) dan seorang pegawai Jawatan Kebudayaan Jawa Barat.  

Di tempat itu jiwa seni Tjetje kemudian tersalurkan, bakat dan kreativitasnya juga terbina. Ia lalu dijadikan sebagai salah satu pengajar tari di BKI. Di dalam wadah kesenian itulah ia berkarya menciptakan berbagai macam tarian. Tari yang diciptakannya sebagian besar adalah tari putri, seperti tari Anjasmara, Sekarputri, Sulintang, Ratu Graeni, Kandagan, Merak, Srigati, Dewi, Topeng Koncaran, dan sebagainya. Tari-tarian putra yang juga ia ciptakan antara lain: Kendit Birayung, Menak Jingga, Yuyu Kangkang, Panji, dan sebagainya. Sedangkan kostum tari-tariannya sebagian besar didesain oleh Tb. Oemay Martakusumah.

Menjadi catatan penting bahwa karya tari Tjetje Somantri telah memperkaya khasanah seni tari Jawa Barat. Ia dikenal sebagai seorang koreografer pembaharu tari Sunda, yang kemudian banyak menginspirasi seniman-seniman tari lainnya. Ia juga berhasil ’mendobrak’ citra penari wanita (ronggeng) yang sebelumnya terkenal jelek menjadi terhormat. Selain itu, ia pun berhasil membuat suatu tradisi baru dalam pertunjukan tari, yakni dengan membuat tari rampak. Bersama tim penarinya, karya-karya sering dipentaskan di berbagai pertunjukan seni, di dalam maupun di luar negeri, serta diajarkan di berbagai sekolah. Dan saat ini sebagian karya tarinya menjadi salah satu mata kuliah penting di sekolah seni dan di perguruan tinggi seni.

R. Tjetje Somantri bersama dengan pengajar tari Sunda lainnya mencoba hal baru dengan tarian kreasi pada tahun 1946 dengan menciptakan Tari Dewi. Tak berselang lama beberapa tari kreasi lain yang diciptakannya antara lain: Anjasmara I dan II (1946), Puragabaya (1947), Kendit Birayung (1947), Dewi Serang dan Sulintang (1948). Dan dari mulai tahun 1949, Tjetje lebih banyak menciptakan tari kreasi untuk ditarikan oleh kaum perempuan, antara lain: Komala Gilang Kusumah, Ratu Graeni (1949), Topeng Koncaran, Srigati, Golek Purwokertoan (1950), Rineka Sari (1951), Kukupu (1952), Sekar Putri (1952-1954), Tari Merak (1955), Golek Rineka (1957), Nusantara, Anjasmara III dan Renggarini (1958). Dari karya-karya tarinya tersebut membuat R. Tjetje Somantri menjadi identik dengan tari kreasi.

Pelajari Lebih Lanjut

Mudah-mudahan hal ini cukup menjawab. Apabila ingin mempelajari lebih lanjut, kakak sarankan untuk mempelajari juga hal berikut ini:

1. Materi tentang tokoh-tokoh tari modern, yang ada di link brainly.co.id/tugas/79584. Kemudian juga

2. Materi tentang tokoh-tokoh pencipta tari kreasi, yang ada di link brainly.co.id/tugas/1686660  

3. Materi tentang definisi tari menurut tokoh tari, yang ada di link brainly.co.id/tugas/11380953  

19. Carilah informasi mengenai tokoh tari dari daerahmu baik seorang pencipta tari penari atau pemimpin

Jawaban:

Indonesia kaya akan beragam corak sendra tari. Seni tari ini juga telah ditekuni dan dikembangkan oleh sejumlah seniman tari. Salah satunya seniman tari asal Jawa Barat yang sudah melegenda karena karya-karyanya adalah Raden Tjetje Somantri. Dia adalah seorang pencipta tari, penari dan pemimpin sanggar tari terkenal dari Jawa Barat. Berikut ini penjelasan mengenai tokoh tari tersebut.

Penjelasan:

Raden Tjetje Somantri adalah saeorang pelopor tari kreasi Sunda, Jawa Barat, yang juga merupakan salah seorang tokoh yang mendirikan Badan Kebudayaan Djawa Barat (BKDKB) dan Badan Kebudayaan Indonesia (BKI). Beliau lahir pada tahun 1892 dan meninggal tahun 1963 pada usia 71 tahun. Nama lengkapnya adalah R. Rusdi Somantri, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Tjetje. Ia lahir di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta dari pasangan Raden Somantri dan istrinya yang bernaama Nyi Raden Siti Munigar, seorang gadis ningrat asal Bandung. Jenjang pendidikan yang pernah dilaluinya adalah HIS dan MULO di Bandung. Ia mempelajari tari Tayub pertama kali di Kabupaten Purwakarta pada tahun 1911, dari R. Gandakusumah (Aom Doyot). Kemudian ia juga belajar tari Wayang dari Aom Menin, Camat Buahbatu di kota Bandung, Jawa Barat.

Pada tahun 1930, Tjetje bertemu dengan R.M. Sutignja dan banyak mendapat petunjuk lebih dalam mengenai kepenarian Jawa. Ia kemudian juga mempelajari tari Jawa kepada Sudiani dan Sujono, pelatih tari yang bertempat di Gedung Mardi Harjo. Sudiani dan Sujono adalah dua orang pelatih tari di Perkumpulan Tirtayasa dan Sekar Pakuan pimpinan Tb. Oemay Martakusumah. Dan baru kemudian di tahun 1935, Tjetje bertemu dengan Tb. Oemay Martakusumah, pimpinan Badan Kesenian Indonesia (BKI) dan seorang pegawai Jawatan Kebudayaan Jawa Barat.

Di tempat itu jiwa seni Tjetje kemudian tersalurkan, bakat dan kreativitasnya juga terbina. Ia lalu dijadikan sebagai salah satu pengajar tari di BKI. Di dalam wadah kesenian itulah ia berkarya menciptakan berbagai macam tarian. Tari yang diciptakannya sebagian besar adalah tari putri, seperti tari Anjasmara, Sekarputri, Sulintang, Ratu Graeni, Kandagan, Merak, Srigati, Dewi, Topeng Koncaran, dan sebagainya. Tari-tarian putra yang juga ia ciptakan antara lain: Kendit Birayung, Menak Jingga, Yuyu Kangkang, Panji, dan sebagainya. Sedangkan kostum tari-tariannya sebagian besar didesain oleh Tb. Oemay Martakusumah.

Menjadi catatan penting bahwa karya tari Tjetje Somantri telah memperkaya khasanah seni tari Jawa Barat. Ia dikenal sebagai seorang koreografer pembaharu tari Sunda, yang kemudian banyak menginspirasi seniman-seniman tari lainnya. Ia juga berhasil ’mendobrak’ citra penari wanita (ronggeng) yang sebelumnya terkenal jelek menjadi terhormat. Selain itu, ia pun berhasil membuat suatu tradisi baru dalam pertunjukan tari, yakni dengan membuat tari rampak. Bersama tim penarinya, karya-karya sering dipentaskan di berbagai pertunjukan seni, di dalam maupun di luar negeri, serta diajarkan di berbagai sekolah. Dan saat ini sebagian karya tarinya menjadi salah satu mata kuliah penting di sekolah seni dan di perguruan tinggi seni.

R. Tjetje Somantri bersama dengan pengajar tari Sunda lainnya mencoba hal baru dengan tarian kreasi pada tahun 1946 dengan menciptakan Tari Dewi. Tak berselang lama beberapa tari kreasi lain yang diciptakannya antara lain: Anjasmara I dan II (1946), Puragabaya (1947), Kendit Birayung (1947), Dewi Serang dan Sulintang (1948). Dan dari mulai tahun 1949, Tjetje lebih banyak menciptakan tari kreasi untuk ditarikan oleh kaum perempuan, antara lain: Komala Gilang Kusumah, Ratu Graeni (1949), Topeng Koncaran, Srigati, Golek Purwokertoan (1950), Rineka Sari (1951), Kukupu (1952), Sekar Putri (1952-1954), Tari Merak (1955), Golek Rineka (1957), Nusantara, Anjasmara III dan Renggarini (1958). Dari karya-karya tarinya tersebut membuat R. Tjetje Somantri menjadi identik dengan tari kreasi.

semoga bermanfaat >_<

20. Carilah informasi mengenai tokoh dari daerah Lampung baik seorang pencipta tari ,penari atau pemimpin Sanggar Tari​

Jawaban:

iskandar zulkarnain

Penjelasan:

pemimpin taei dari lampung

Video Terkait